Menteri BUMN: Indonesia Butuh 17 Juta Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Digital

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Indonesia perlu menyiapkan anak anak muda yang memiliki literasi digital yang tinggi dan mampu berinovasi. Hal tersebut dikatakan Erick dalam rangkaian acara Pre Summit 2 Youth20 (Y20) Indonesia 2022: Transformation Digital. "Pada tahun 2030 mendatang, Indonesia akan membutuhkan 17 juta tenaga kerja untuk Ekonomi Digital,” ucap Erick dalam keterangannya, Minggu (24/4/2022).

Sebagai informasi, Y20 merupakan engagement group Bidang Pemuda dari G20 yang dihadiri oleh 100 pemimpin muda global dari 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Y20 menjadi sarana bagi para pemimpin muda untuk berdiskusi mengenai isu isu paling mendesak yang dihadapi pemuda, khususnya di empat area prioritas pembahasan. Yaitu ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, planet yang berkelanjutan dan layak huni, serta isu keberagaman dan inklusi.

Menurutnya, ada kesamaan peran pemuda saat ini dengan pemuda tahun 1928 yang menggaungkan Sumpah Pemuda, yakni memperjuangkan kemerdekaan rakyat Indonesia meski dengan tantangan yang berbeda. “Tantangan hari ini jauh lebih besar, yakni ketahanan kesehatan, disrupsi digital, dan krisis global supply chain. Tantangan ini perlu dipersiapkan dan dihadapi bersama agar anak muda mampu menjadi agen perubahan," ujarnya. Bonus demografi Indonesia saat ini harus dimanfaatkan sebaik baiknya untuk mencapai visi Indonesia 2045 menjadi negara maju.

Dengan dominasi milenial dan Gen Z sebesar 54 persen dari total penduduk Indonesia, pembangunan di masa depan sangatlah bergantung pada pemuda. "Tujuan kita adalah Human Centered Society yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dan menyelesaikan masalah sosial, dengan sistem dunia nyata dan dunia maya yang terintegrasi," tutur Erick. Dunia telah berkembang pesat dan memerlukan pemuda yang cepat beradaptasi.

“Kalau dulu kita mengenal program listrik masuk desa, sekarang kita masuk babak baru dengan WiFi masuk desa. Kita bangun konektivitas WiFi menggunakan akses satelit broadband yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia,” lanjutnya. Dengan demikian, akses informasi yang inklusif bagi seluruh rakyat Indonesia dapat tercapai.