Kisah Pengantin Baru Korban Longsor: Istri Telah Halangi, Tapi Demi Sahabat Armando Tetap Pergi

Peristiwa longsor di Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara menelan tiga nyawa yang jadi korbannya. Salah satu korbannya adalah Armando Sebayang (31), yang meninggal di dalam mobil yang dikemudikannya di tikungan PDAM Tirtanadi Sibolangit. Armando ternyata baru tiga bulan menikah atau bisa dibilang seorang pengantin baru.

Hal itu diungkap oleh Eka Sembiring, kerabat Armando. Menurut Eka, awalnya korban ingin pergi ke daerah Karo karena diajak temannya bernama Ferdinan Tarigan. Dalam kejadian nahas ini, Ferdinan Tarigan selamat.

Dia pun menjelaskan, dari mobil Xenia yang terkena longsor itu ada 5 orang. Di antaranya, Armando, Ferdinan, Novita, Layani, dan Gusrini. Dia menceritakan, Ferdinan dan Novita ini berencana ingin menikah tahun depan.

Ada pun tujuan ke Karo yaitu untuk mengunjungi makam ayah Novita. "Ya semacam mau minta restu begitu. Rencana nikahnya tahun depan," ujarnya. Dikatakan Eka, Ferdinan pun mengajak Armando untuk ikut bersamanya ke makam ayah Novita.

Rupanya Armando sempat diadang istrinya untuk pergi. Namun karena Armando dan Ferdinan sudah berkawan lama, ia pun tak mengindahkan percakapan istrinya. Alhasil, berangkatlah Armando sebagai sopir bersama dengan Ferdinan serta Novita, Layani (Ibu Novita), dan Gusrini (kawan Novita).

Saat berangkat dan sampai di pemakaman ayah Novita, rombongan ini masih baik baik saja. Namun saat perjalanan pulang ke Medan, peristiwa buruk menimpa. Mobil Xenia yang dipakai tertimpa longsor di Berastagi.

Dalam insiden ini, Armando, Novita, dan Layani meninggal dunia. Sementara, Ferdinan dan Gusrini masih menjalani perawatan di rumah sakit yang berbeda. Ada pun saat ini jenazah Armando telah dibawa oleh pihak keluarga dari Kamar Jenazah RSUP Adam Malik untuk dimakamkan di Helvetia.

Sementara, jenazah Novita dan Layani masih di ruang jenazah RSUP Adam Malik. Saat ini pihak keluarga masih berada di ruang jenazah dengan raut wajah pilu. Musibah longsor maut terjadi di Jalan Letjen Jamin Ginting, tepatnya di tikungan PDAM Tirtanadi, Sibolangit, Deliserdang, Sabtu (24/10/2021) malam.

Mobil Xenia bernopol B 2236 KFB, yang berisi lima orang penumpang, tertimpa material longsor. Kondisi mobil ringsek parah. Tiga penumpangnya meninggal dunia, sedangkan dua lainnya mengalami luka luka. Mobil Xenia bernopol B 2236 KFB melaju dari arah Medan menuju Berastagi, Kabupaten Tanah Karo.

Setibanya di tikungan PDAM Tirtanadi, Sibolangit, terjadi longsor cukup parah. Material tanah dan batu batu berukur besar menimpa mobil yang ditumpangi lima orang tersebut. Kondisi mobil hancur tak berbentuk lagi. Tiga dari lima orang di mobil itu meninggal dunia.

Laporan yang diterima awak media, dua korban meninggal yakni ibu dan anak bernama Layani beru Bangun (58) dan Novita Sari beru Sembiring Meliala (29), warga Sekoci, Besitang, Kabupaten Langkat. Layani adalah seorang guru, sementara anaknya berstatus sebagai honorer. Jenazah kedua korban dibawa ke RSUP Adam Malik Medan. Kemudian, satu korban meninggal lainnya yakni Armando Sebayang (31) warga Jalan Parang IV. Jenazah Armando dibawa ke Puskesmas Sibolangit.

Korban selamat yakni Gusrini Hagania beru Ginting (23) warga Jalan Sedap Malam 1 No 48. Korban merupakan seorang mahasiswi, dan setelah kejadian dibawa ke RS Efarina Etaham di Berastagi. Lalu Ferdinan Tarigan (32) warga Jalan Pales 7A No 37. Ferdinan dibawa ke RSUP Adam Malik Medan. Setelah kejadian, warga sekitar langsung mendatangi lokasi untuk membantu evakuasi korban.

Menurut warga, dua orang korban terjepit di dalam mobil dengan kondisi telah meninggal dunia. Kedua korban itu akhirnya berhasil dievakuasi setelah kurang lebih tiga jam. "Lengket kakinya itu, sebelah sana itu, kakinya lengket itu," ucap seorang warga saat mencoba mengeluarkan korban.

Pengemudi mobil sempat terjepit di dalam mobil dan akhirnya berhasil diselamatkan petugas dibantu warga. Sejak Sabtu tengah malam hingga hingga Minggu (24/10/2021) dini hari, arus lalu lintas lumpuh total di jalur Medan Berastagi. Arus lalu lintas mulai dibuka pada Minggu pagi, sambil petugas terus melakukan pembersihan.

Hingga Minggu siang, petugas masih melakukan pembersihan di lokasi longsor. Material longsor berupa bebatuan dengan ukuran cukup besar yang masih berserakan. Petugas memberlakukan sistem buka tutup untuk mengatur arus lalu lintas di jalan utama penghubung antara Kota Medan menuju Kabupaten Karo.

Di titik longsor sementara ini hanya dibuka satu jalur. Wadir Lantas Polda Sumatera Utara AKBP Erwin Suwondo, menjelaskan selama proses pembersihan, pihaknya melakukan penutupan arus lalu lintas. "Saat ini kita lakukan sistem buka tutup arus lalu lintas, untuk membantu kelancaran proses pembersihan sisa material longsor," ujar Erwin, saat ditemui di lokasi kejadian, Minggu.

Kasat Lantas Polrestabes Medan, AKBP Sonny Siregar mengimbau agar masyarakat yang hendak melakukan perjalanan dari Medan menuju Berastagi, atau sebaliknya, menunda perjalanan. Kondisi di sekitar lokasi longsor masih membahayakan. Kondisi tebing yang curam dan sewaktu waktu bisa longsor kembali. Tumpukan material bebatuan serta bangkai mobil Toyota Xenia bernopol B 2236 KFB juga masih berada di badan jalan.

Bagi anda yang sedang melintas sebaiknya berhati hati dikarenakan kondisi jalan licin dan berlumpur. Arus lalu lintas jalur Medan Berastagi, dan selbaliknya, macet parah hingga Minggu (24/10/2031) siang. Kemacetan terlihat dari titik lokasi longsor di kawasan PDAM Tirtanadi hingga Desa Rambung Baru, Kecamatan Pancurbatu.

Terjadi longsor di kawasan jalan utama Medan menuju Berastagi, tepatnya di tikungan PDAM Tirtanadi, Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), Sabtu (23/10/2021) malam. Untuk terlepas dari kemacetan, para pengguna jalan seperti pengendara motor nekat melalui jalan kecil dari sisi kiri. Tak jarang beberapa kendara juga sempat tersangkut dan tergelincir dikarenakan kondisi jalan yang berlumpur.

Pantauan dari Titi Sembahe, terlihat antrean kendaraan dari Berastagi menuju Medan dan sebaliknya. "Dari semalam (Sabtu) sampai sekarang (macet). Karena longsor di atas," kata warga Sembahe, Boru Ginting.